Sabtu, 23 November 2019

ANTI KONVULSI

Anti konvulsi atau obat kejang adalah senyawa yang dapat menekan sistem saraf pusat secara selektif serta digunakan untuk mencegah dan mengontrol terjadinya epilepsi yan secarara tiba-tiba tanpa menimbulkan efek samping depresi pernafasan.

Mekanisme Kerja Obat Antikonvulsi

            Umumnya obat-obat antikonvulsi memiliki karakteristik pada struktur kimianya yaitu terdapat guus yang bersifat polar (gugus imido) dan bersifat lipofil. Untuk senyawa antikonvulsi dengan struktur kimia yang sederhana, mekanisme kerjanya dalam berinteraksi dengan reseptor kurang selektif. Sedangkan senyawa antikonvulsi dngan rumus struktur yang lebih kompleks memiliki kemampuan berinteraksi dengan selektifitasan yang lebih besar serta memiliki cakupan spektrum kerja yang lebih sempit.
            Obat antikonvulsi memiliki mekanisme kerja yang sama dengan obat-obat golongan hipnotik-sedatif dan anestetik sistemik, yaitu yang dapat memberikan efek farmakologis dengan dipengaruhi oleh sifat-sifat fisikokimia dan tidak dipengaruhi olh pembentukan kompleks dengan reseptor spesifik.

Obat-Obat anti Kejang :

            1. Turunan Barbiturat
Contoh : mefobarbital, fenobarbital, pirimidon dan metarbital.
Digunakan untuk mengontrol epilepsi, akan tetapi efek yang ditimbulkan kurang selektif.
            2. Turunan Hidantonin
Contoh: Mefeniton, Fenitoin Na, dan Etotoin.
Obat turunan hidantonin bekerja sangat efektif dalam mengontrol serangan grand mal dan psikomotor (parsial), namun kurang efektif pada serangan petit mal.
            3. Turunan Oksazolidindion
Contoh :parametadion dan trimetadion
Berbeda dengan turuna hidantonin, turunan oksazolidindion lebih efektif digunakan untuk pengobatan petit mal dan terhadap serangan grand mal tidak efektif.
            4. Turunan Suksinimida
Contoh : etoksuksimid, fensuksimid dan metsuksimid.
Aktivitas obat turunan suksinimida lebih efektif pada serangan petit mal dan tidak efektif apabila untuk pengobatan terhadap serangan grand mal. Efek yang dihasilkan hampir sama dengan obat-obat turunan oksazolodindion, namun turunan suksinimida memiliki eek samping obat yang lebih rendah.
            5. Turunan Benzodiazepin
Turunan benzodiazepin cukup terkenal dan paling sering digunakan di masyarakat. Meliputi : Diazepam, klordiazepoksid, klobazam, klonazepam dan lorazepam.
Turunan benzodiazepin bekerja dengan cara menekan SSP (Sitem Saraf Pusat) yang mana terutama digunakan dengan khasiat sebagai sedatif-hipnotik dan relaksasi oto.
            6. Turunan Asam Valporat
Contoh : Valproat dan valproomid
Efektif digunakan untuk pengobatan pada serangan petit mal dan mioklonik. Efek antikejang memiliki efek atau aktivitas yang berhubungan dengan peningkatan kadar GABA di otak.
            7. Turunan Dibenzazepin
Contoh : okskarbazepin dan karbamazepin.
Efektivitas kerja obat golongan dibenzazepin yaitu pada pengontrolan serangan epilepsi parsial grand mal, dan petit mal serta obat ini memiliki spektrum antikejang luas.
            8 Turunan Lain-lain
Contoh : gabapentin, vigabatrin, gabakulin, lamotrigin, dan topiramat.


Daftar Pustaka : Siswandono. 2016. Kimia Medisinal Edisi Kedua. Airlangga University Press, Surabaya.




Permasalahan :
1. Bagaimana aktivitas yang lebih efektif dari turunan asam palvroat serta bagaimana efek sampingnya terutama pada sistem saluran cerna ?
2. Mengapa obat metsuksimid dari turunan suksinimida memiliki dosis per hari yang lebih rendah dibandingkan dengan turunan suksinimida yang lain seperti fensuksimid dan etoksuksimid ?
3. bagaimana interaksi antara obat antikejang lamotrigin dnganmakromolekul besar ?

10 komentar:

  1. 1. Aktivitas asam valproate terhadap serangan petit mal lebih tinggi disbanding klonazepam, tetapi aktivitas terhadap serangan mioklonik lebih rendah.
    seperti itu, yang dapat diambil

    BalasHapus
  2. efek samping pada saluran cerna menurut saya, dapat menyebabkan mual, muntah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, karena ada efek lain yang ditimbulkan maka obat ini didapatkan atas petunjuk dokter

      Hapus
  3. 2. Hal tersebut dikarenakan turunan suksinimida tersebut toksisitasnya tinggi, sehingga dosisnya rendah dibandingkan fensuksimid dan etoksuksimid.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin saya bisa tambahkan jawabannya, Dosis metsuksimid lebih rendah dari fensuksimid dan etoksuksimid karena metsuksimid mempunyai aktivitas antikejang yang lebih tinggi dibanding fensuksimid dan etoksuksimid, tetapi menimbulkan toksisitas lebih besar. Absorpsi obat dalam saluran cerna cepat dengan waktu paruh plasma +- 3 jam. Semoga bermanfaat

      Hapus
  4. Hai Lismi, saya akan menjawab permasalahan nomor 3.
    Interaksi antara Obat Lamotrigin dengan makromolekul reseptor menyebabkan perubahan konformasi struktur dan menghasilkan stabilisasi membaran saraf presinaptik dengan memblok saluran Na, menghambat pengeluaran neurotransmiter sehingga terjadi efek antikejang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih saudari ririn Yosmarina, semoga informasi yang diberikan dapat menambah pengetahuan para pembaca blog ini

      Hapus
  5. Baiklah terimakasih kepada kak Nurul Zhikra atas jawabannya, semoga dapat membantu menambah pengetahuan para pembaca...


    Baiklah jadi obat lamotrigin itu merupakan golongan obat antiepileptik kelas phenyltriazine. Obat ini telah disetujui Food and Drug Administration di Amerika serikat sebagai terapi utama lada pengobatan penyakit bipolar tipe 1.

    BalasHapus
  6. Untuk efek sampingnya relatif kecil, terutama adlah gangguan saluran cerna. Sesudah pemberian secara oral asam valproat cepat diabsorbsi dengan sempurna pada saluran cerna.

    BalasHapus